Ajang industri kreatif internasional South by Southwesh Online Creative Industries Exhibition 2021 (SXSW) bukan hal yang asing bagi para pelaku idustri kreatif. Ajang yang biasa digelar di Amerika Serikat ini telah menjadi ajang promosi untuk produk industri kreatif di Indonesia sejak lima tahun terakhir. Tahun ini, SXSW 2021 dilakukan secara daring mengingat dunia masih dilanda pandemi.
Digelarnya SXSW 2021 secara daring dibaca sebagai peluang besar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Indonesia bisa mengirim lebih banyak perwakilan yang artinya kesempatan untuk pelaku bisnis kreatif pun makin terbuka lebar. Dalam hal ini, Kemenparekraf mendorong startup untuk ikut ke dalam ajang internasional ini.
“Peluang ini harus dimanfaatkan untuk membuka akses promosi yang lebih luas bagi pelaku ekonomi kreatif. Startup dalam hal ini memiliki potensi besar untuk bertemu dengan pemain industri dari negara lain, memperluas pasar, dan belajar lebih lanjut untuk pengembangan bisnis,” kata Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Parekraf RI.
Dalam mendorong partisipasi ini, Kemenparekraf meluncurkan programArchipelageek berbentuk homepage. Sebelumnya, program ini digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif pada tahun 2017 sebagai bentuk promosi produk Indonesia di ajang SXSW. Tahun ini, Archipelageek menambah kategori perusahaan rintisan (startup) untuk mendapatkan potensi pasar baru berskala internasional lewat tema program Bringing Indonesia to The World Stage.
Pada tahun 2017 sampai 2019, Indonesia telah membawa 24 startup yang bergerak di bidang kreatif ke dalam ajang SXSW. Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf mengungkapkan 50% di antara startup tersebut mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dan melakukan strategic partnership dengan pasar global.
Sebut saja Tele CTG yang mendapatkan kerja sama di bidang IoT kesehatan dengan negara-negara di Amerika Latin. Ada juga Node Flux yang mendapatkan sertifikasi internasional dan Happy5 yang berhasil mendapatkan strategic partner dari perusahaan Amerika Serikat.
“Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tujuan program ini diharapkan dapat membawa startup Indonesia bisa bersaing di pasar global,” tambah Neil.
Dalam program Archipelageek tahun ini, Kemenparekraf menggandeng sembilan perusahaan startup lokal. Di antaranya Aruna, BOTIKA, DreamTalent, Gringgo, IZY.AI, Octagon Studio, Privy.ID, DNETWORK, dan MilleaLab. Kesembilan perusahaan terpilih melalui program bootcamp untuk melatih tentang penyusunan strategi bisnis terbaik.
“Tidak hanya produk mereka, keterlibatan peserta Archipelageek tahun ini diharapkan bisa membagikan pengalaman mereka dengan perusahaan rintisan lain di Indonesia dan mempromosikan kreativitas asli Indonesia,” tutup Neil.
Sumber