Ikatan Guru Indonesia (IGI) DKI Jakarta siapkan guru penggerak VR melalui Training of Trainer (TOT) VR. Melalui TOT ini seluruh peserta akan diberi pengetahuan seputar VR dan dilatih untuk dapat membuat konten pembelajaran berbasis VR. Setelah TOT selesai, para peserta yang lulus akan mendapakan sertikat sebagai pelatih VR dan akan diterjunkan langsung ke sekolah sekolah untuk sosialisasi sekaligus berbagi ilmu VR dengan guru guru lain melalui STST Program.
Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang sedang ramai diperbincangkan. Dalam dunia pendidikan, VR dapat digunakan sebagai salah satu metode pengajaran paling mutakhir saat ini. Menurut penelitian yang dilakukan di Jepang, belajar dengan menggunakan VR dapat meningkatkan konsentrasi siswa hingga 6 kali lipat dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Warwick di Inggris, penggunaan teknologi VR dalam kelas mampu meningkatkan ingatan siswa hingga lebih dari 30%.
Penggunaan teknologi VR ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah di negara berkembang, khususnya Indonesia. Tantangan paling utama adalah masalah konten pengajaran dan kesiapan guru. Sampai saat ini, belum banyak konten bahan ajar berbasis VR karena mayoritas guru belum mempunyai skill coding serta perangkat keras yang memadai untuk membuatnya.
TOT VR yang akan diselenggarakan pada 29 Maret-1 April 2020 nanti, IGI DKI akan menggandeng SHINTA-VR, perusahaan Virtual Reality yang menciptakan sebuah solusi platform perangkat lunak berbasis cloud-computing bernama Millealab. Platform ini dapat membantu guru membuat konten bahan ajar VR mereka sendiri tanpa harus coding dan memakai computer yang canggih.
Sampai saat ini Millealab telah diakses oleh lebih dari 350 sekolah dan melatih lebih dari 1200 guru di Indonesia melalui serangkaian program roadshow dan MOOC yang dilakukan bersama South East Asia Ministers of Education Organization Open Learning Centre (SEAMOLEC) serta Ikatan Guru Indonesia sejak Mei 2019. Millealab telah berhasil membuktikan bahwa guru dapat dengan mudah membuat konten bahan ajar VR. Para guru hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk belajar hingga dapat membuat konten VR mereka sendiri.
Andes Rizky, selaku Managing Director Millealab dan juga ketua Asosiasi VR Indonesia (INVRA) menjelaskan, “Millealab ini sangat mudah digunakan, hanya dengan drag and drop serta memilih interaksi yang ingin dipasang di VR, guru dapat dengan cepat membuat konten sendiri. Selain itu, guru juga dapat merancang kuis dengan VR yang hasilnya dapat dengan mudah diketahui secara realtime.”
Sementara itu Danang Hidayatullah, salah seorang penggagas School to School Training (STST) Program menegaskan bahwa di era 4.0 ini guru harus bergerak cepat seirama dengan perkembangan teknologi. “Guru sekarang harus bisa menciptakan inovasi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Teknologi VR bisa menjadi salah satu alat yang digunakan sebagai media pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, inovatif dan produktif. Guru harus terus belajar, terus bergerak dan menggerakkan. Itu sejatinya yang disebut dengan Guru Penggerak.”