Seiring dengan berkembangnya teknologi Virtual Reality secara pesat, seakan membuat para staff AVREGO AV melaju tanpa lawan di ranah lokal. Terbukti kehadirannta di acra BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) beberapa waktu lalu,sukses menarik perhatian para pengunjung. Menariknya, mulai dari desain hingga perakitan mesin dilakukan oleh staff AVREGO.
"Pertama adalah, kita mendesain dari sisi simulatornya dulu. Kita tentukan kemiringan yang dibutuhkan oleh simulator yang diinginkan dan juga beban yang dapat ditanggung oleh simulator tersebut. Misalnya, maksimum kita tetapkan sebesar 100kg, kita dapat menjamin bahwa tidak akan ada masalah selama beban tidak melebihi berat maksimal yang ditentukan. Setelah itu kita desain mechanical nya, dimensinya, lalu pabrikasinya. Setelah semuanya selesai, kita desain dari sisi elektrik, seperti kabel dan kontrol supaya dapat dikoneksikan dengan komputernya. Setelah semuanya selesai, kita masuk ke pemograman. " Kata salah satu mekanis simulator mereka.
Namun, masalah eskperimen VR tidak terlepas dari kekurangan, salah satunya adalah motion sickness, atau yang biasa dirasakan para pemain dan membuat pengguna VR menjadi pusing selagi menggunakannya.
AVREGO pun mengatasinya dengan Flex Simulator. Dengan alat ini, isu atau masalah yang dihadapi oleh pemain seperti motion sickness, dapat dikurangi dan ditanggulangi.
Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh pihak AVREGO dalam pembuatan prototipe dan simulator mereka mencapai 200 juta rupiah. Dan, berkat inovasinya, AVREGO telah memiliki kesempatan-kesempatan baru untuk bekerja sama dengan pengembang VR lainnya di Indonesia.