Tular Nalar Ajak Masyarakat Indonesia Berpikir Kritis untuk Perangi Hoax dan Disinformasi

, , ,

Diperlukan kerjasama dengan masyarakat untuk memerangi berita hoax. Melalui dukungan google.org, MAARIF Institute, Love Frankie, dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menginisiasi program Tular Nalar yang bertujuan mengembangkan pola berpikir kritis serta meningkatkan literasi media dan digital di masyarakat apalagi di era sekarang yang dimana informasi beredar secara massive dan instan.
Tujuan utama dari Tular Nalar adalah untuk menggerakan kesadaran kolektif masyarakat dengan fokus pada gerakan literasi digital dengan memberikan edukasi ke sekolah, universitas, komunitas ibu rumah tangga, kelompok millenial maupun institusi lainnya. Edukasi Tular Nalar menekankan kepada tiga aspek yaitu aspek tahu, tanggap, dan tangguh. Target utama kegiatan mengajar dan sosialisasi Tular Nalar ini adalah kelompok aktif pendidik seperti dosen dan guru sehingga mereka ke depannya dapat mentransformasikan model edukasi Tular Nalar kepada generasi muda sehingga dapat menguasai kemampuan melakukan periksa fakta dengan mencari data dan informasi yang valid.
Selain meluncurkan website tularnalar.id yang dapat diakses khalayak umum untuk meluruskan disinformasi di masyarakat, Tular Nalar juga hadir dalam bentuk Virtual Reality dengan konsep galeri seni dengan tujuan agar pesan dan materi yang tersalur lebih mudah diterima karna disajikan dengan visual yang menarik.
Melalui materi pembelajaran online dari para ahli literasi media dan digital, masyarakat diajak sama-sama mencari tahu kebenaran sebuah berita, tanggap dalam melihat kebenaran, dan tangguh melawan hoax, sehingga akhirnya dapat ikut menyebarkan kebenaran tersebut.
Pengalaman belajar ketika menggunakan VR membantu audiens lebih mengingat apa yang mereka lihat daripada teknik menghafal. Teknologi VR di bidang edukasi lainnya diharapkan dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan pengalaman belajar. Harapan ini didukung dengan eksplorasi Samsung Electronics Germany melalui survei. Menurut survei yang dilakukan perusahaan riset Jerman, Kantar EMNID, kepada 606 guru sekolah di seluruh Jerman, 92% mendukung penggunaan teknologi digital di kelas. Hasil survey juga menunjukkan minat besar terhadap penggunaan VR sebagai media edukasi.
Karena kelebihan utama dari virtual reality adalah pengalaman yang membuat user merasakan sensasi dunia nyata dalam dunia maya. Penggunaan media pembelajara elektronik dalam dunia pendidikan merupakan langkah inovatif yang signifikan dalam dunia pendidikan.