Pemasaran virtual reality memungkinkan pemilik merek untuk menempatkan citra merek mereka lebih dekat ke mata konsumen. VR memberikan nilai melalui model bisnis baru dan menawarkan pengalaman mendalam kepada pengguna yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan produk dengan cara baru.
Berikut ini beberapa statistik terbaru yang membuktikan bahwa Anda tidak dapat mengabaikan teknologi VR:
Diperkirakan pada tahun 2022 industri VR akan mencapai sekitar $ 33,90 miliar.
Pada tahun 2020, jumlah headset VR yang diprediksi akan mencapai 82 juta. Perkiraan jumlah pengguna VR pada tahun 2018 adalah 171 juta, naik dari hanya 200.000 pada tahun 2014.
62% konsumen mengatakan bahwa mereka akan merasa lebih terlibat dengan merek yang mensponsori pengalaman VR.
71% konsumen merasakan merek yang menggunakan realitas virtual sebagai berpikir ke depan.
Ketika konten menjadi lebih nyata, keterlibatan meningkat. Merek inovatif sudah memanfaatkan teknologi ini. Misalnya, The North Face menawarkan pembeli mereka kesempatan untuk mendaki melalui Taman Nasional Yosemite. Jenis pengalaman imersif dan emosi kuat yang dipicunya sangat sempurna untuk pasar khusus semacam itu. Orang-orang dapat merasa seolah-olah mereka benar-benar menjelajah, sehingga memotivasi mereka untuk benar-benar memiliki alasan untuk membeli sepatu.
Bagaimana Menerapkan VR Dalam Strategi Konten Anda
Kampanye berbasis VR saat ini membuktikan bahwa kini, strategi pemasaran yang inovatif selalu melibatkan menawarkan semacam pengalaman unik. Jika Anda siap untuk mengikuti merek pemberani lainnya menerapkan VR dalam strategi konten Anda, inilah yang perlu Anda ingat:
1. VR Adalah Platform, Bukan Pesan
VR membuka pintu ke konten yang lebih interaktif, kreatif, dan menarik serta menambahkan. Namun, realitas virtual itu sendiri tidak boleh dianggap sebagai pesan pemasaran Anda. Dampak VR dapat membuat pada kampanye iklan sangat besar, namun masih harus memberikan pengalaman bermerek yang berharga. Sambil menciptakan strategi pemasaran virtual reality Anda, Anda perlu mengingat apa pesan utama Anda adalah jika Anda ingin menarik minat pelanggan yang meningkat.
2. Pikirkan Tentang Audiens Anda
Salah satu hal yang paling penting adalah menganalisis bagaimana cara pemirsa mengonsumsi konten Anda. Cari tahu saluran mana yang mereka gunakan untuk belajar tentang perusahaan Anda, apakah itu media sosial, YouTube, situs web atau aplikasi Anda. Gunakan Google Analytics dan alat analitik audiens lainnya untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam dari audiens Anda dan perilakunya. Setelah Anda tahu yang merupakan media utama untuk pelanggan Anda, Anda dapat menggabungkan konten VR yang sesuai.
3. Gunakan Dongeng Immersive
Serupa dengan media sosial, jika Anda tidak menghidupkan saluran, Anda pasti gagal. Kembali ke masa-masa itu, film adalah medium mendongeng paling imersif. Namun, orang-orang hanya menonton. Hari ini, realitas virtual memberikan perasaan kehadiran, yang menjadikannya alat yang ampuh untuk mendongeng merek. Pastikan bahwa strategi pemasaran virtual reality Anda menciptakan narasi yang kuat untuk perjalanan pengguna Anda dalam video Anda. Anda dapat membuat pengalaman pengguna semakin menarik dengan menggunakan interaktivitas dan isyarat visual dan audio untuk membuat cerita lebih berdampak.
4. Pamerkan Produk Anda
Pemasaran virtual reality memberi pelanggan kesempatan untuk menjelajahi produk Anda tanpa melangkah ke toko Anda. Contoh yang bagus dari ini adalah Toko Virtual IKEA yang memberikan kesempatan untuk menjelajahi departemen ruang setiap saat. Ini memungkinkan pelanggan menjelajahi dan bahkan membeli produk tanpa meninggalkan sofa mereka.
Kesimpulan
Pemasaran virtual reality berkembang dan lebih penting dari sebelumnya untuk menjaga jari Anda pada tren pulsa. Ketika VR lepas landas, merek dan pengiklan akan dapat menjangkau pelanggan yang sepenuhnya tenggelam di platform tidak seperti yang lain. Dengan demikian, pengguna awal akan memiliki pengalaman unggul dan menonjol dari pesaing lain.