Beberapa veteran sutradara Hollywood belakangan ini terjun ke ranah virtual reality. Mulai dari pembuatan film VR dari judul layar lebar hingga bergabung di industri ini melalui startup. Lantas, apakah teknologi visual imersif ini akan mengambil alih di dunia perfilman? Berikut pendapat lima sutradara Hollywood ternama tentang virtual reality.
Jon Favreau
Jon Favreau merupakan salah satu sutradara konvensional yang mendedikasikan diri ke VR. Pria di balik film Iron Man ini telah membuka jalan film VR dengan The Jungle Book. Projek VR terbaru Favreau berjudul Gnomes & Goblins kini telah tersedia untuk HTC Vive dan akan segera menghampiri pengguna Oculus Rift. Menurutnya, VR cukup unik untuk menjadi solusi menjawab ambisius penonton terhadap suatu cerita.
“I think the best version of VR is immersive and takes full advantage of the presence that VR brings you.” – Jon Favreau
Steven Spielberg
Steven Spielberg memenangkan Oscar dengan berbagai kategori karena filmnya The BFG pada tahun 2016. Spielberg pertama kali mengumumkan langkahnya ke VR pada festival Sundance tahun lalu. Ia bekerja sama dengan sutradara Robert Stromberg dalam serial VR keluarga pertama. Menurut Stromberg, Spielberg yakin dengan teknologi ini saat pertama kali memakai headset VR untuk mengetes projek tersebut. Kini mereka juga menghadirkan mall VR, Dreamscape Immersive yang akan menyeret banyak veteran Hollywood lainnya.
“I truly believe that VR will reach into all of our lives… Leaders across a number of industries, who months ago dismissed VR as a passing fad, are racing to participate in this rapidly evolving landscape.” – Robert Stromberg
Guillermo Del Toro
Guillermo Del Toro merupakan salah satu sutradara Hollywood yang pertama kali tertarik dengan virtual reality. Del Toro tak hanya bergelut di ranah layar lebar, tetapi berbagai media seperti game, komik, dan novel. Berbagai karyanya telah di transformasi ke versi VR, seperti Pacific Rim: Jaeger Pilot, The Strain, dan Crimson Peak VR. Ia yakin VR akan berevolusi bersama generasi baru yang berkembang dengan media storytelling interaktif.
“One of the things that you do in an immersive world, if you can create a sandbox that is open enough in a VR experience like you can do in a video game, is to guide the narrative through action and through obstacles and through things that make you go a certain route.” – Guillermo Del Toro
J.J Abrams
Salah satu konten VR terbaik datang dari franchise legendaries, Star Wars. J.J Abrams yang juga merupakan sutradara Star Trek ini yakin pada potensi storytelling dengan virtual reality. Projek VR Abrams lebih mengarah kepada video pendek karena menurutnya teknologi ini masih perlu berevolusi, termasuk dari sisi hardware.
“The fact that you can be in your office and afraid of taking that step off the ledge or something? It’s so uncanny and so crazy. The power of that medium needs to be harnessed.” – J.J Abrams.
Justin Lin
Walau kelahiran Taiwan, Justin Lin merupakan sutradara Hollywood yang meraup miliaran dollar dari Fast and Farious. Setelah meninggalkan franchise tersebut, Lin berkolaborasi dengan Google untuk membuat sebuah film pendek VR berjudul Help. Bersama dengan Todd Makurath dan Russo Brothers, Lin bertaruh $10 juta untuk komitmen pertama di VR.
“The technical challenges were immense… We were building the road as the car was moving.” – Justin Lin
Virtual reality kedepannya tidak akan hanya berlabuh di industri gaming. VR telah berkunjung ke dunia perfilman di berbagai festival besar, seperti Sundance dan Tribeca Film Festival bulan depan. Teknologi ini dapat membawa penonton di tengah aksi film seolah menjadi pengalaman live. Dengan kemampuan tersebut serta nama besar para sutradara Hollywood, film VR akan menjadi mainstream di masa depan.
– "Berita VR Indonesia dan global tentang update VR hardware, software, game, event dan industri virtual reality terbaru." –