Virtual Reality Lanscape 2017 di rilis oleh VR Fund dan memperlihatkan perkembangan para perusahaan VR. Baik pemain besar maupun startup, mereka sedang mengolah kucuran dana dan investasi untuk mengembangkan hardware, aplikasi, platform dan infrastruktur VR. Virtual Reality Lanscape 2017 ini memperlihatkan bagaimana perkembangan ekosistem VR.
Data VR ini merupakan hasil penelitian para perwakilan VR Eropa yang melibatkan hampir 300 startup VR. 116 perusahaan terpilih untuk tercantum di rilis pertama ini. Selain VR, kucuran dana juga singgah kepada startup-startup AR. Berdasarkan Virtual Reality Lanscape 2017 ini, jumlah perusahaan VR yang ada di tahun 2016 naik sekitar 40%.
Sebagian besar pemegang kunci perkembangan ini merupakan perusahaan pembuat konten VR untuk HMD. Konten pendominasi hingga kini masih datang dari dunia game dan hiburan yang jumlahnya naik dua kali lipat. Dengan demikian, area ini mengusung persaingan yang cukup sengit. Secara geografis, pemain utama berasal dari Amerika dan Asia. Di Asia sendiri, perusahaan VR lebih gencar bermain di area gaming.
Sebelumnya VR Fund pun yakin segmen gaming kedepannya akan di tantang oleh sejumlah perusahaan VR lainnya yang berfokus pada user input dan 3D tools. Konten VR juga akan mengarah kepada 3D audio dan Web VR. Posisi berikutnya di susul oleh para perusahaan real estate dan healthcare. Startup di bidang analytics dan periklanan juga cukup kuat dalam hal pendanaan.
Dari sisi hardware VR, perkembangan yang lebih lambat tidak serta merta menunjukan bahwa profit yang di raih juga lebih rendah. Selain para startup, pemain besar platform seperti Windows pun turut memancing produsen komputer papan atas semakin serius terhadap pasar VR. Semakin padat pemain di industri, tentu akan berdampak kepada penurunan harga, segmen yang semakin luas, hingga inovasi yang beragam nampaknya menjadi karpet merah bagi mainstream VR.
– "Berita VR Indonesia dan global tentang update VR hardware, software, game, event dan industri virtual reality terbaru." –