Google baru saja merilis Draco, alat compression 3D untuk mengkompres data grafis 3D bagi kebutuhan aplikasi desain,gaming dan software visualisasi data. Open source libraries ini disiapkan Google untuk menyambut kehadiran model 3D yang akan semakin kompleks karena teknologi VR dan AR semakin merajalela. Tim Google Chrome Media merancang Draco juga mengatasi masalah storage. Draco memungkinkan transmisi grafis 3D yang lebih cepat di browser dengan bandwidth rendah.
Draco bekerja dengan mengkompress semua atribut geometri, seperti mesh, point-cloud data, points, tecture coordinates, normals, informasi warna dan konektivitas. Menurut sang raksasa mesin pencari ini, aplikasi dengan grafis 3D akan berukuran lebih kecil, tanpa perlu mengorbankan kualitas visual. Dengan demikian, Anda dapat mendownload berbagai aplikasi tersebut dengan lebih cepat. Video berikut memperlihatkan perbandingan menggunakan Draco dengan gzip yang di tes pada sebuah MacBook Pro 2013.
"With the emergence of VR and AR, on the web on mobile (and the increasing proliferation of sensors like Lidar) we will soon be swimming in a sea of geometric data. Compression technologies, like Draco, will play a critical role in ensuring these experiences are fast and accessible to anyone with an internet connection," ungkap Chrome Media Team.
Perihal VR dan AR, dampak besar akan dirasakan bagi webVR. Proses loading grafis 3D di browser dan rendering konten VR/AR akan lebih cepat. Selain itu, konten yang lebih detil juga dapat dijelajahi dengan headset VR karena data di kompres menjadi lebih kecil. Google berjanji untuk terus mengembangkan Draco agar lebih baik. Jika Anda ingin mencoba sendiri, akses Draco code terdapat di GitHub.