Strategi Investasi Google Venture pada Virtual Reality

, , , , , , ,

Tidak mudah bagi perusahaan start-up untuk menentukan strategi investasi agar dapat terus mengalami pertumbuhan positif. Terlebih lagi, ketika bidang industri yang dipilih merupakan teknologi yang baru saja lahir. Belajar dari ahli yang berpengalaman menjadi begitu penting. Berikut strategi investasi dan pandangan Joe Kraus, seorang general partner di Google Ventures.

Sebelumnya, sedikit perkenalan bagi Anda yang belum tahu tentang Google Ventures. Google Ventures sendiri merupakan pemodal ventura milik Google Inc. yang fokus menyiapkan pendanaan mulai dari tahap seed, venture, bahkan growth  untuk berbagai perusahaan startup di berbagai bidang teknologi. Beberapa perusahaan binaannya antara lain adalah Nest, Uber, Pocket, dan Appurify yang baru-baru ini di-acquire oleh Google.

Pelajaran kali ini datang dari Joe Kraus, salah satu pembicara pada konferensi Virtual Reality Intelligence di San Fransisco lalu. Joe memprediksi bahwa tahun 2016 kana menjadi sebuah “tahun perseptual keputusasaan” bagi virtual reality karena pasar belum benar-benar memberikan sambutan besar hingga tahun 2017. Ia mengungkapkan bahwa kunci bagi start-up VR untuk bertahan adalah menahan biaya untuk bertahan pada tahun depan hingga pasar mulai lepas landas pada tahun 2017. Anda dapat mendengar rekaman pembicaraannya pada audio di bawah ini,

 

Joe juga membagikan beberapa investasi VR yang telah dilakukan oleh Google Venture, serta prediksinya untuk masa depan VR dan AR. Google Ventures mengeluarkan total investasi senilai $300 juta untuk para perusahaan start-up setiap tahunnya. Menurut Joe, selama 14 bulan terakhir, Google telah berinvestasi pada beberapa perusahaan virtual reality, seperti Jaunt VR, High Fidelity, AltSpaceVR, Resolution Games, dan Emergent VR.

Joe melihat bahwa pasar desktop PC akan menjadi jalan utama untuk gamer, namun menurutnya pasar mobile akan lebih berpengaruh untuk jangka panjang. Hal ini dikarenakan biaya yang diperlukan untuk VR mobile akan lebih ringan. Mengutip quote dari Michael Abrash, VR kini terlihat sebagai “good old days,” dimana teknologi ini akan terus berkembang.

Apakah investasi yang benar-benar penting? Kombinasi dari tim, pasar, dan produk kedalam sebuah rencana bisnis yang matang. Meskipun masih terjebak dikarenakan pasar yang belum siap, namun dengan inovasi produk dan tim yang handal, seharusnya telah menjadi investasi agar mampu bertahan dalam industri ini. VR adalah platform pengalaman, sehingga produk yang ditawarkan harus memungkinkan pengguna dapat merasakan VR itu sendiri.

Kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh start-up VR adalah kesalahan pada nilai. VR adalah platform yang sangat baru, di mana banyak orang menunjukkan respon yang kuat dan penuh kejutan di awal. Sehingga sangat mudah untuk melakukan kesalahan ketika menciptakan nilai yang seharusnya berkelanjutan.

Masa depan virtual reality tidak dapat dipisahkan dari saudaranya, augmented reality. Keduanya akan memiliki peran masing-masing untuk membawa pengguna ke dalam lingkungan virtual. Joe memprediksi, spektrum nyata yang dibawa oleh VR dan AR mungkin memerlukan waktu hingga 10-15 tahun. Keyakinannya didasarkan pada permintaan pasar untuk pengalaman yang luar biasa di mana pengguna dapat dibawa kemana saja dan melihat segala sesuatu secara real-time. Jika generasi tahun 1990-an tidak pernah membayangkan dapat mengakses informasi dunia di sakunya, seperti smartphone dan internet saat ini yang muncul setelah 15 tahun. Demikian juga 15 tahun ke depan, Anda akan dapat pergi ke mana pun dengan teknologi VR dan AR.