Beberapa hari lalu, putusan hukum atas kasus hangat di industri VR pun diumumkan. Oculus di denda $500 juta atas pelanggaran hak cipta pengembangan Rift. Juri menemukan CTO perusahaan, John Carmack telah mengambil game source code Rage dan file lainnya saat ia di ZeniMax. Tak berhenti di situ, ZeniMax dikabarkan sempat melontarkan pernyataan miring. Pembuat game tersebut kemungkinan sedang berusaha untuk menghentikan penjualan Oculus Rift.
Menurut Polygon, ZeniMax sedang mempertimbangkan untuk menghentikan penjualan Rift sampai Oculus mengubah kode yang menjadi pokok masalah kasus mereka. Berikut pernyataan tersebut:
“We will consider what further steps we need to take to ensure there will be no ongoing use of our misappropriated technology…including by seeking an injunction to restrain Oculus and Facebook from their ongoing use of computer code that the jury found infringed ZeniMax’s copyrights.”
Tak menerima putusan begitu saja, Carmark pun sempat menyampaikan ketidakpuasannya. Pada sebuah postingan di Facebook, ia berharap Oculus dan Facebook mengajukan banding atas vonis tersebut. Nampaknya isyarat ZeniMax diatas membuat panas sang pemenang Game Developers Choice Awards 2010 ini.
Venturebeat memberitakan, ZeniMax pun membalas postingan Carmack menyatakan bahwa programmer Oculus telah mengakui mengunakan code milik perusahaan. Kembali postingan berikut menegaskan bahwa Rift dikembangkan dengan teknologi mereka.
“In addition to expert testimony finding both literal and non-literal copying, Oculus programmers themselves admitted using ZeniMax’s copyrighted code (one saying he cut and pasted it into the Oculus SDK), and Brendan Iribe, in writing, requested a license for the ‘source code shared by Carmack’ they needed for the Oculus Rift. Not surprisingly, the jury found ZeniMax code copyrights were infringed. The Oculus Rift was built on a foundation of ZeniMax technology.” tulis ZeniMax.
Stay tuned at Shinta VR News jika Anda ingin tahu seperti apa kelanjutan perang ini.