EKU Telah Menggunakan Simulator VR Untuk Program Penerbangannya

, ,

Eastern Kentucky University telah memasang lab untuk simulasi penerbangan profesional 2D dengan menggunakan VR dalam program penerbangannya. Laboratoriumnya berlokasi di  Whalin Technology complex on EKU’s campus, dalam laboratorium tersebut berisikan beberapa stasiun untuk simulasi, masing – masing dilengkap dengan komputer Alienware kelas atas, monitor definisi ultra-tinggi 43 inci, yoke kontrol, kontrol daya, pedal karet, kacamata VR, Perangkat lunak X-plane 11, dan kursus pelatihan penerbangan pesawat X multi-pengguna Gleim.

Simulator VR ini hanya tersedia dalam jumah kecil pada program penerbangan di Universitas di Amerika Serikat. Teknologi ini diintegrasikan ke dalam program pelatihan pilot Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat.

“Sebagai satu-satunya sekolah penerbangan di Persemakmuran Kentucky, kami bangga menawarkan kesempatan ini kepada siswa di wilayah Appalachian di negara bagian kami,” kata Presiden EKU Dr. David McFaddin.

Pada simulator ini siswa akan diberikan instruksi mengenai waktu yang diberikan sesuai dengan apa adanya (nyata), panduan langkah demi Langkah, dan corrective feedback. Setelah para siswa menggunakan simulator tersebut maka akan ada laporan pembelajaran dan menunjukkan kinerja siswa sehingga dapat mengetahui bagian mana yang harus ditingkatkan selama siswa menggunakan simulator tersebut. Pada simulasi penerbangan tersebut teknologi VR membawa para siswa seolah benar-benar sedang menerbangkan pesawat. Setelah siswa mengenakan kacamata VR, mereka dapat melihat sekeliling didalam kokpit dan keluar jendela untuk melihat fitur yang sangat realistis (nyata).

“Lab simulasi penerbangan VR akan memberikan kesempatan bagi siswa kami untuk mengalami pelatihan penerbangan dalam lingkungan yang tidak terlalu menegangkan dan lebih terkontrol,” kata James Glass, Instruktur Penerbangan EKU.

Lab ini dirancang untuk mengedukasi siswa dengan cara yang lebih aman dengan kecepatan yang lebih tinggi. Setelah sudah menguasai materi dan terbiasa praktek dengan simulasi para siswa akan siap untuk terbang secara langsung. Metode pengajaran baru ini menciptakan lingkungan belajar yang tidak terlalu menegangkan bagi siswa karena mereka menjadi terbiasa dan nyaman menerbangkan pesawat sebelum benar-benar menginjakkan kaki ke dalam pesawat dan menerbangkannya. Simulator adalah alat pelatihan terbaik tetapi juga akan berfungsi sebagai alat perekrutan untuk program Penerbangan EKU di Kentucky timur.

“Dengan kami mendorong hal ini ke masyarakat, kami ingin memanfaatkan minat dalam penerbangan, untuk menumbuhkan minat dalam penerbangan, di seluruh negara bagian,” kata Sinnett.

Program Penerbangan EKU memungkinkan sekolah menengah dan community college terpilih untuk memasang salah satu simulator penerbangan di sekolah mereka sendiri sehingga siswa dapat memanfaatkan teknologi tersebut.

Dari berita diatas tentunya teknologi digital semakin berkembang dan mempermudah para pelajar untuk belajar secara efektif dan efesien serta tanpa adanya resiko. Virtual reality tentunya menjadi solusi yang tepat untuk melakukan pelatihan secara langsung. Dalam hal ini di Indonesia pun memiliki SHINTA VR sebuah perusahaan VR yang dapat mendukung untuk menciptakan simulasi dalam pelatihan maupun pembelajaran.