Pada umumnya kita sebagai manusia ingin merasa aman, ingin merasa terlindungi, tidak ingin kehilangan semuanya bahkan dalam keadaan yang paling tidak terduga sekalipun.
Pengguna asuransi secara umum terus meningkat setiap tahunnya , pada kuartal satu 2019, peningkatan rata-rata premi bruto asuransi umum meningkat sebesar 19% (sumber data : Asosiasi Asuransi Umum Indonesia – Mei 2019)
Seiring pertumbuhan ini, diperlukan adanya terobosan-terobosan yang melibatkan teknologi digital dari hulu ke hilir. Salah satu teknologi yang mempunyai potensi untuk membantu efektifitas proses bisnis asuransi adalah Virtual Reality (VR)
Apa yang bisa dilakukan VR pada bisnis asuransi? Banyak! Mulai dari edukasi calon nasabah, training, hingga risk assesment.
Untuk risk assesment, kita dapat menggunakan VR untuk membuat berbagai skenario assesment sebelum membuat atau bertemu dengan skenario nyata.
Bayangkan kita bisa membuat rumah yang hancur karena kebakaran, kerusuhan, gempa bumi, sampai ke geladak kapal pelabuhan hingga pipa gas bawah tanah yang sulit tersentuh!! Semua dapat disimulasikan dan dibuat skenario assesment nya.
STMA Trisakti adalah salah satu institusi yang menyadari bahwa teknologi VR dapat dikembangkan untuk membantu proses asuransi dan pendidikannya.
Pada tanggal 23 Mei 2019, Kami dan para pengajar STMA Trisakti bersama-sama mengadakan pelatihan Virtual Reality. Kita saling sharing informasi mengenai bagaimana industri VR dapat diaplikasikan untuk membantu peningkatan efektifitas pengajaran hingga bisnis.
Kami berbahagia melihat bagaimana para rekan pendidik dapat dengan mudah membuat konten VR (prototyping), walaupun dengan pelatihan yang hanya memakan waktu 3 jam saja.
Saatnya VR membantu bisnis asuransi!