Virtual Reality Merambah ke Industri Travel Sebagai Alat Marketing

, , , , , , ,

Berbagai konten hingga game VR hadir di tahun ini, mulai dari roller coaster hingga perjalanan ke suatu tempat. Kini virtual reality menjalar ke industry travel, bahkan menjadi salah satu alat marketing. Konten yang luar biasa telah diproduksi untuk memberikan kesempatan bagi calon konsumennya “menjajal” semua fasilitas di objek wisata impian.

Anda dapat bermain paralayang dan mendayung secara virtual seperti berada pada Visit St. Pete/Clearwater Tourism Board di Florida. Di konten virtual reality, Anda bisa mengendarai jet di Pulau Hamilton Queensland, Australia. Anda juga berkesempatan untuk pergi berenang bersama ikan-ikan tropis di Great Barrier Reef. Pergi menonton konser live Broadway “The Lion King” bukanlah hal yang mustahil, bahkan Anda bisa mendengar lagu pembukaan “Circle of Life”, mulai dari bangku penonton hingga penulusuran ke belakang panggung. Impian untuk menginap di hotel Burj Al Arab Jumeirah seolah menjadi kenyataan. Anda bisa memiliki tour online 3D ke seluruh ruangan dan fasilitas hotel super mewah di Dubai tersebut.

Salah satu pelopor VR menjadi alat marketingnya adalah YouVisit. Pihaknya telah membuat konten-konten VR untuk berbagai tujuan wisata, mulai dari Vatican City hingga Grand Velas Riviera Maya di Mexico.
"VR mengambil dunia dengan badai, mirip dengan fenomena ponsel tujuh tahun yang lalu. Virtual reality adalah pengalaman yang paling realistis dimana Anda dapat menelusuri suatu tempat tanpa berada di sana. Ini membuat orang-orang bersemangat dan tertarik untuk memiliki pengalaman yang dalam ke kehidupan nyata," ungkap Abi Mandelbaum, CEO dari YouVisit.

Baik menggunakan Gear VR maupun cardboard, Anda bisa melihat langit, lantai dan setiap sudut pada semua arah. Menurut Mandelbaum, rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna pada sebuah konten VR adalah 10 menit. Ia tetap menyebutnya sebagai sebuah “keabadian” di dunia digital.

Selain itu, taman bermain Dollywood juga memperkenalkan konten VR melalui wahana baru yang disebut Lightning Rod dan diklaim sebagai coaster kayu tercepat di dunia. Anda dapat merasakan pengalaman VR sebelum memesan sebuah trip. Wahana tersebut saat ini belum bisa di mainkan secara real, karena diperkirakan selesai pada bulan Maret 2016.
"Anda dapat memutar smartphone ke atas dan ke bawah, dan melihat kebelakang, kiri atau kanan Anda untuk mendapat gambaran tentang bagaimana perjalanan Anda nantinya," ungkap Wes Ramey, juru bicara Dollywood.

Dikarenakan sedikit konsumen yang memiliki perangkat VR mereka sendiri, para produsen VR ini menyediakan demo lengkap dengan headset VR di pameran perdagangan, pusat perbelanjaan hingga ke jalanan. Sebagai teknik marketing, juru bicara Newlink, Lourdes Perez mengungkapkan, “it is the next big things”.

Berikutnya akan muncul pertanyaan, “apakah para calon konsumen yang telah menikmati konten VR akan tidak lagi berniat pergi ke pengalaman nyata yang merupakan produk sesungguhnya yang ditawarkan?”. Para produsen ini tak mengkhawatirkan hal ini. Ketika YouVisit melakukan eksibisi di Manhattan dengan 1,000 pengunjung yang mencoba konten VR pelayaran Carnival, reaksi luar biasa terjadi. Mereka cenderung memilih untuk memesan trip yang ditawarkan.
Berharap pameran travel di Indonesia akan semenarik ini? Comment bellow and hope visit Indonesia team see it. 😀

Via